Update Post :

e-DDC

Ruang Baca

Latihan Mandiri

Daftar Perpustakaan Perguruan Tinggi

10 Nov 2011 20.02

Berikut ini merupakan daftar perpustakaan online perguruan tinggi (Universitas) di Indonesia. Jika perpustakaan online perguruan tinggi anda belum tercantum, silahkan bisa menambahkanya melalui komentar dibawah tulisan ini untuk selanjutnya akan kita tambahkan disini.
  1. Perpustakaan STAN
  2. Perpustakaan Universitas Airlangga
  3. Perpustakaan MMUGM
  4. Perpustakaan UII
  5. Perpustakaan UGM
  6. Perpustakaan ITB
  7. Perpustakaan UI
  8. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
  9. Perpustakaan Gunadaarma
  10. Perpustakaan UPI
  11. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
  12. Perpustakaan UNIKA Atma Jaya
  13. Perpustakaan IPB (Berisi koleksi2 terkait Pertanian, Peternakan dan Koleksi UMUM)
  14. Perpustakaan Teknik Geologi UGM
  15. Perpustakaan Universitas Surakarta
  16. Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Riau
  17. Perpustakaan Prodi Ilmu Keperawatan UNDIP
  18. Perpustakaan Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
  19. Perpustakaan Jurusan Perikanan UNDIP
  20. Perpustakaan Universitas Paramadina Mulya
  21. Perpustakaan STAIN Kediri
  22. Perpustakaan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia
  23. Perpustakaan Fakultas Ushuludin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  24. Perpustakaan Universitas Bangka Belitung
  25. Perpustakaan Universitas Negeri Malang
  26. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
  27. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
  28. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM
  29. Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan
  30. Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta
  31. Perpustakaan Digital Universitas Tarumanagara
  32. Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM
  33. Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana
  34. Perpustakaan Universitas YARSI
  35. Perpustakaan Umi Indonesia Makassar
  36. Perpustakaan UPN “Veteran” Yogyakarta
  37. Perpustakaan UNDIP
  38. Perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya
  39. Perpustakaan BINUS UNIVERSITY :: LIBRARY & KNOWLEDGE CENTER
  40. Perpustakaan Digital Universitas Trunojoyo
  41. Perpustakaan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta
  42. Perpustakaan Universitas Al Azhar Indonesia
  43. Perpustakaan UKDW
  44. Perpustakaan Universitas Nasional
  45. Perpustakaan Instititut Teknologi Sepuluh Nopember
  46. Perpustakaan Universitas Mercubuana
  47. Perpustakaan Online STMIK & AMIK LOGIK
  48. Perpustakaan Digital Universitas Widyatama
  49. Perpustakaan Universitas Lambung Mangkurat
  50. Perpustakaan MST UGM
  51. Perpustakaan UIN Sultan Syarif Kasim
  52. Perpustakaan Universitas Jenderal Soedirman
  53. Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri
  54. Perpustakaan Universitas Padjajaran Bandung
  55. Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)
  56. Perpustakaan Diploma 3 & Profesi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (D3 STIAMI)
  57. Perpustakaan Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Soal Pelestarian Bahan Pustaka

2 Nov 2011 19.17

Disini kami sediakan Soal latihan ujian mandiri , silahkan dikerjakan
untuk mengerjakan silahkan download LJK nya Berformat Excel Unduh DISINI
Selamat Mengerjakan!!

Soal-soal ke.1

1. Berikut ini dapat digolongkan sebagai bahan pustaka, kecuali :
a. Buku c. Manuskrip
b. CD-ROM d. Candi

2. Pekerjaan memperbaiki bahan pustaka juga bisa disebut sebagai :
a. Preservation. c. Conservation
b. Restoration d. Contribution,

3. Tujuan pelestarian bahan pustaka adalah:
a. Memahami perbedaan berbagai jenis bahan pustaka.
b. Mengetahui perbedaan sifat berbagai jenis bahan pustaka.
c. Melestarikan hasil budaya cipta manusia.
d. Menjaga agar koleksi perpustakaan tetap rapi dan bersih.

4. Bahan pustaka dapat digolongkan menjadi, kecuali :
a. Buku, monograf dan sebagainya. c. Audio visual
b. Patung, Candi dan sebagainya. d. Terbitan berkala.

5. Kelestarian bahan pustaka tergantung beberapa faktor, kecuali :
a. Mutu bahan dasar. c. Lingkungan penyimpanan.
b. Pustakawan dan pemustaka. d. Sistem pelayanan perpustakaan.

6. Kesadaran pentingnya pelestarian bahan pustaka baru dimulai pada tahun:
a. 1976 c. 1970
b. 1966 d. 1960.

7. Di Indonesia pelestarian bahan pustaka diprakarsai oleh, kecuali :
a. PDII-LIPI c. DEPDIKNAS.
b. PERPUSNAS. d. Arsip Nasional.

8. Tujuan pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut, kecuali :
a. Menyelamatkan fisik dokumen c. Mengatasi kendala kekurangan ruangan
b. Menjaga agar perpustakaan tetap rapi. d. Menyelamatkan nilai informasi dokumen

9. Maksud pelestarian bahan pustaka adalah
a. Agar perpustakaan tetap menarik. c. Agar mudah penelusuran informasinya.
b. Agar bahan pustaka tidak cepat rusak d. Agar diketahui oleh generasi penerus.

10. Fungsi pelestarian bahan pustaka adalah sebagai berikut, kecuali :
a. Fungsi kesehatan c. Fungsi pendidikan pemakai.
b. Fungsi ekonomi d. Fungsi serial.

11. Orang pertama yang mengajarkan pelestarian bahan pustaka pada tingkat master adalah :
a. Paul N Bank. c. Pamela Darling
b. Ricard Darling d. Aristoteles.

12. Unsur pelestarian bahan pustaka meliputi, kecuali :
a. Manajemen. c. Dana.
b. Tenaga d. Buku.

13. Tujuan Restorasi di Perpustakaan adalah :
a. Menyelamatkan nilai informasi c. Menyelamatkan nilai fisik.
b. Menghemat biaya operasional. d. Mempercepat penelusuran informasi.

14. Pustakawan perlu dibekali pengetahuan pelestarian bahan pustaka karena :
a. Adanya peledakan informasi c. Perkembangan teknologi yang cepat.
b. Bahan pustaka bisa rusak d. Bahan pustaka yang beraneka ragam.

15. Lembaga di USA yang sangat memperhatikan masalah pelestarian dan perawatan dokumen/bahan pustaka adalah :
a. Library of Congres. c. The Florida State University.
b. Newbery Library of Chicago d. Columbia University,School of Library
studies.

16. Perpustakaan yang masih memiliki koleksi dari tanah liat adalah :
a. PERPUSNAS b. Library of Congres.
b. Perpustakaan Alexandria. d. British Library.

17. Perpustakaan yang masih memiliki koleksi dari papirus adalah :
a. PERPUSNAS b. Library of Congres.
b. Perpustakaan Alexandria. c. British Library.

18. Media perekam informasi yang sering digunakan pada masa kerajaan di Jawa dan Bali dahulu (jaman Pra kertas) adalah :
a. Tanah liat. c. Tembaga.
b. Lontar. d. Kulit binatang.

19. Zat penyamak kulit yang paling bagus adalah :
a. Kulit pohon angsana. c. Kulit pohon cendana.
b. Kulit pohon ‘oak” d. Kulit samak.

20. Kaisar yang memiliki 200.000 volume parchment adalah :
a. Kaisar Khu Bilai Khan. c. Kaisar Eumenes II
b. Kaisar Alexander yang agung. d. Kaisar T Sai Lun

21. Media perekam informasi yang sering digunakan di Cina jaman dahulu (jaman Pra kertas) adalah :
a. Tanah liat. c. Sutera.
b. Lontar. d. Kulit binatang

22. Berdasarkan seratnya, kertas dikelompokkan menjadi, kecuali:
a. Kelompok kapas. c. Kelompok tali.
b. Kelompok rumput. d. Kelompok tumbuh-tumbuhan.

23. Kelompok kertas berdasarkan seratnya yang paling kuat adalah :
a. Kelompok kapas. c. Kelompok tali.
b. Kelompok rumput. d. Kelompok tumbuh-tumbuhan


24. Kelompok kertas berdasarkan seratnya yang lazim digunakan untuk membuat kertas adalah :
a. Kelompok kapas. c. Kelompok tali.
b. Kelompok rumput. d. Kelompok serat dari kayu.

25. Proses pembuatan bubur kertas bermacam-macam, kecuali :
a. Proses kimia c. Proses semi kimia.
b. Proses Tradisional. d. Proses Mekanis.

26. Bahan kimia untuk pembuatan bubur kertas antara lain, kecuali :
a. Natrium hidroksida. c. Natrium karbonat.
b. Garam selulosa. d. Garam sulfat.

27. Pita magnetik tidak boleh berdekatan dengan magnet, hal ini akan mengakibatkan suara rekaman menjadi buyar, proses ini disebut:
a. Destroksivikation. c. Demagnitization.
b. Inches per second. d. Distorsivikation.

28. Berikut ini merupakan salah satu cara merekam suara pada pita magnetik, yaitu :
a. Heat to heat. c. Reel to reel.
b. Stereo. d. Inches per second

29. Untuk menelusur literatur/informasi pada CD-ROM maka harus menggunakan :
a. Boolean logic . c. CDS ISIS.
b. Lotus . d. Proquest.

30. Manuscript adalah rekaman informasi yang ditulis dalam bentuk:
a. Audio-Visual c. Cetakan dengan huruf latin.
b. Buku kuno. d. Tulisan tangan.

31. CD-ROM yang berbentuk abstrak ataupun Indeks merupakan CD-ROM jenis :
a. CD-ROM multimedia. c. Bibliographic CD-ROM.
b. Full text CD-ROM. d. CD-ROM total impact.

32. CD-ROM Encyclopedia , Artikel biasanya merupakan CD-ROM jenis :
a. CD-ROM multimedia. c. Bibliographic CD-ROM.
b. Full text CD-ROM. d. CD-ROM total impact.

33. Daerah yang paling banyak faktor perusaknya adalah daerah yang beriklim :
a. Dingin. c. Sedang.
b. Tropis. d. Gugur.

34. Faktor perusak Bahan pustaka yang paling berbahaya adalah:
a. Faktor Biologi. c. Faktor Fisika.
b. Faktor kimia . d. Faktor Manusia dan alam.

35. Faktor manusia yang paling banyak merusak bahan pustaka adalah :
a. Pustakawan. c. Pedagang buku.
b. Penerbit. d. Pemustaka.

36. Kutu buku (book lice) yang sangat besar pengaruhnya terhadap kerusakan buku adalah :
a. Kutu bukunya . c. Kepompongnya
b. Telurnya . d. Larvanga..

37. Jenis Perusak Bahan pustaka yang tidak termasuk dalam faktor biologi adalah:
a. Ikan perak c. Kecoa.
b. Jamur. d. Kumbang kayu.

38. Untuk membersihkan debu di ruang koleksi perpustakaan sebaiknya mengguakan:
a. Sapu/sulak. c. Dilap dengan kain yang dibasahi.
b. Dilap dengan tisu. d. Vacuum cleaner.

39. Serangga perusak yang senang makan lem adalah :
a. Ikan perak c. Kecoa.
b. Kutu buku. d. Jamur.

40. Serangga perusak yang paling sukar dibasmi adalah :
a. Ikan perak c. Kecoa.
b. Kutu buku. d. Jamur.

41. Berikut merupakan pekerjaan restorasi, kecuali :
a. Menambal kertas/buku. c. Mengganti halaman yang hilang.
b. Memutihkan kertas . d. Memberi kapur barus pada rak buku.

42. Untuk dapat memperbaiki punggung buku, engsel dan sampul, kita harus faham teknik :
a. Penjilidan. c. Fumigasi.
b. Laminasi. d. Inkapsulisasi.

43. Berikut Zak kimia yang digunakan untuk pemutih kertas, kecuali :
a. Chloromine T. c. Natrium chlorida.
b. Potasium permanganate d. Natrium karbonat



Soal-soal ke.2

1. Berikut ini merupakan tujuan pencegahan kerusakan bahan pustaka, kecuali :
a. Koleksi yang kena penyakit/rusak dapat diperbaiki.
b. Kelestarian fisik dan informasi dapat terjaga
c. Dapat menghindari kerusakan yang lebih parah.
d. Pemustaka menjadi lebih senang/betah di perpustakaan.

2. Usaha pencegahan kerusakan bahan pustaka dapat dilakukan dengan beberapa cara, kecuali :
a. Mengatur temperatur dan kelembaban ruangan.
b. Menjaga kebersihan koleksi, rak maupun ruangan.
c. Mengadakan kontrol yang ketat terhadap pemustakan yang membaca buku.
d. Menghindari/mencegah masuknya cahaya matahari dan debu.

3. Berikut merupakan faktor perusak bahan pustaka yang paling hebat/bahaya adalah :
a. Tikus c. Ikan perak.
b. Manusia. d. Kutu buku.

4. Salah satu cara pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan serangga adalah:
a. Menggunakan sistem penguapan c. Penyemprotan bahan kimia.
b. Penuangan larutan tertentu. d. Penyemprotan bahan insektisida.

5. Salah satu cara pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan rayap adalah:
c. Menggunakan sistem penguapan c. Penyemprotan bahan kimia.
d. Penuangan larutan dieldrex di lobangnya d. Penyemprotan bahan insektisida.

6. Thermohygrometer adalah merupakan alat untuk mengukur :
a. Tekanan udara dalam ruangan c. Suhu ruangan.
b. Temperatur dan kelembaban d. Tingkat pencemaran dalam ruangan.

7. Dehumidifier adalah merupakan alat untuk :
c. Menyerap kelembaban ruangan c. Mengukur temperatur dan kelembaban
d. Mengukur suhu ruangan d. Mengukur tingkat pencemaran ruangan.

8. Cara menangani bahan pustaka yang kena banjir adalah sebagai berikut, kecuali :
a. Dijemur agar cepat kering. c. Jangan dilepas ikatannya.
b. Ditekan perlahan-lahan. d. Diusahakan agar tetap utuh.

9. Foxing disebabkan karena :
a. Pengaruh Iklim. c. Banyaknya debu yang menempel.
b. Infeksi cendawan pada kertas. d. Suhu ruangan yang tidak tertatur.

10. Api merupakan faktor perusak yang sangat hebat, untuk itu kita perlu mengantisipasinya, yaitu dengan cara, kecuali:
a. Memasang/menempel tata tertib perpustakaan pada setiap ruangan.
b. Jaringan kabel listrik selalu dikontrol.
c. Jauhkan bahan yang mudah terbakar.
d. Sediakan alat pemadam kebakaran dan mudah dijangkau.

11. Jamur merupakan faktor perusak yang susah dideteksi, untuk itu kita perlu mengantisipasinya, yaitu dengan cara, kecuali:
a. Mengatur temperatur dan kelembaban ruangan.
b. Menjaga kebersihan koleksi dari minyak.
c. Hindari buku agar tidak terkena sinar matahari secara langsung.
d. Menghindari/mencegah masuknya debu.

12. Salah satu larutan organik untuk membuka silotip pada kertas adalah :
a. Methyl bromide c. Ethyl alkohol.
b. Kristal thymol. d. Ethylene oxide.

13. Kerusakan bahan pustaka karena pemudaran warna dapat dicegah dengan :
a. Memasang alat Thermohygrometer. c. Mengatur suhu ruangan antara 20 - 24 C.
b. Dindingnya terbuat dari kaca. d. Dipasang kipas angin.

14. Fumigasi merupakan usaha pelestarian bahan pustaka dengan cara :
a. Pengasapan atau penguapan koleksi dengan zat kimia tertentu.
b. Melapisi koleksi/kertas dengan bahan tertentu.
c. Mengurangi bahkan menghilang kadar asam pada kertas.
d. Menyampuli koleksi/kertas dengan bahan tertentu.

15. Laminasi merupakan usaha pelestarian bahan pustaka dengan cara :
a. Pengasapan atau penguapan koleksi dengan zat kimia tertentu.
b. Melapisi koleksi/kertas dengan bahan tertentu.
c. Mengurangi bahkan menghilang kadar asam pada kertas.
d. Menyampuli koleksi/kertas dengan bahan tertentu.

16. Deasidifikasi merupakan usaha pelestarian bahan pustaka dengan cara :
a. Pengasapan atau penguapan koleksi dengan zat kimia tertentu.
b. Melapisi koleksi/kertas dengan bahan tertentu.
c. Mengurangi bahkan menghilang kadar asam pada kertas.
d. Menyampuli koleksi/kertas dengan bahan tertentu.


17. Untuk buku yang sudah tua, cara menghilangkan/membunuh serangga perusak, yang paling tepat adalah dengan cara:
a. Fumigasi dengan Ethylene oxside. c. Didinginkan sampai dengan 37 C.
b. Fumigasi dengan Methyl bromide d. Dilaminasi.

18. Fumigasi untuk buku yang jumlahnya sedikit (hanya beberapa eksemplar) sebaiknya kita menggunakan :
a. Carbon dioxide. c. Methyl bromide.
b. Ethylene oxside. d. Kristal Paradichlorobenzene.

19. Sebelum melakukan Deasidifikasi, perlu mengecek kadar keasaman kertasnya, salah satu cara untuk mengetahui kadar keasaman kertas tersebut dengan alat. :
a. pH meter. c. Thermohygrometer.
b. Dehumidifier. d. Cairan Amoniak.

20. Laminasi yang paling banyak dilakukan oleh umum adalah yang dilakukan dengan cara:
a. Secara tradisional. c. Dengan mesin cara panas
b. Dengan mesin cara dingin. d. Dengan mesin.

21. Bahan pustaka/kertas yang sudah tua, robek dan kendor, sebaiknya perlu dilakukan:
a. Fumigasi. c. Laminasi.
b. Deasidifikasi. d. Enkapsulasi

22. Sebelum melakukan Deasidifikasi, perlu mengecek kadar keasaman kertasnya, salah satu cara untuk mengetahui kadar keasaman kertas tersebut dengan alat. :
a. Cairan Amoniak. c. Thermohygrometer.
b. Dehumidifier. d. Kertas pH.

23. Sebelum melakukan Deasidifikasi, perlu mengecek kadar keasaman kertasnya, salah satu cara untuk mengetahui kadar keasaman kertas tersebut dengan alat. :
a. Dehumidifier. c. Thermohygrometer.
b. Spidol pH. d. Cairan Amoniak.



1. Usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah agar debu tidak merusak bahan pustaka?, sebutkan sekaligus jelaskan.

2. Untuk melakukan kegiatan Laminasi ataupun Enkapsulasi pustakawan harus selektif, tolong jelaskan dalam kondisi yang bagaimana pustakawan perlu melakukan laminasi?.

3. Untuk melakukan kegiatan Fumigasi pustakawan harus selektif, tolong jelaskan dalam kondisi yang bagaimana pustakawan perlu melakukan Fumigasi?.

4. Mengapa filsafat mencegah lebih baik dari pada memperbaiki juga berlaku untuk perpustakaan?, jelaskan.

5. Kegiatan laminasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, sebutkan dan jelaskan.

6. Apabila buku yang akan di fumigasi hanya sedikit (hanya beberapa buku saja), yang paling tepat menggunakan zat apa? Sebutkan dan bagaimana caranya.

7. Jelaskan perbedaan antara laminasi dan enkapsulasi.

8. Usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah agar jamur tidak merusak bahan pustaka?, sebutkan sekaligus jelaskan.

9. Usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan untuk mengantisipasi, agar bahan pustaka dapat terhindar/meminimalis kerusakan karena banjir?, sebutkan sekaligus jelaskan.

10. Pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh Jamur dapat dilakukan dengan cara tradidional dan modern, Tolong jelaskan bagaimana cara tradisional tersebut.

11. Pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh Jamur dapat dilakukan dengan cara tradidional dan modern, Tolong jelaskan bagaimana cara modern tersebut.

12. Apa manfaat pemberian Kapur barus dan akar loro setu di belakang rak buku? Jelaskan.

13. Laminasi dapat dilakukan secara manual dan dengan mesin, tolong jelaskan!.





Soal-soal PBP.3
Cara penanganan/perawatan bahan pustaka yang sudah tua/rapuh, adalah dengan :
a. dijilid yang rapi c. dimasukkan ke dalam portofolio/kotak
b. difumigasi d. disusun di rak

2. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menjilid antara lain, kecuali :
a. tujuan buku c. jenis buku
b. kegunaan buku d. biaya
3. Yang berfungsi sebagai pelindung badan buku adalah :
a. segi c. groove
b. foredge d. papan jilidan

4. Yang berfungsi sebagai pelindung dan memperindah buku adalah :
a. segi c. end paper
b. groove d. foredge

5. Cara untuk menentukan arah serat kertas adalah dengan, kecuali :
a. merobek c. merendam
b. melipat d. melembabkan

6. Bahan yang digunakan untuk pelapis punggung buku atau seluruh cover buku biasanya, kecuali :
a. karton c. arlin
b. kain linnen d. velvet

7. Bahan lem yang paling baik untuk menjilid adalah :
a. perekat binatang c. perekat sintetis
b. perekat tumbuh-tumbuhan d. perekat tulang

8. Untuk buku yang penggunaannya dalam jangka waktu tak terbatas disarankan untuk tidak menggunakan jilidan dengan :
a. benang c. kawat
b. lem d. jahitan

9. Untuk buku-buku di perpustakaan sebaiknya menggunakan jilidan jenis :
a.jilid kaye c. jilid spiral
b. jilid sederhana d. jilid standar

10. Jenis jilidan yang paling sederhana dan praktis adalah :
a. jilid kaye c. jilid lem punggung
b. jilid spiral d. jilid lak ban

11. Untuk buku-buku kamus, ensiklopedi, dan sebagainya yang sangat tebal biasanya menggunakan jenis jilidan :
a. signature binding c. jilid spiral
b. jilid lem punggung d. jilid jahitan

12. Agar hasilnya baik pada saat menempelkan kertas linen dengan board hendaknya :
a. dipergunakan kertas kissing c. jangan sampai ada gelembung udara
b. dipergunakan lem yang encer d. tekuklah pada blok buku

13. Peta merupakan sarana refensi yang dapat memberikan informasi tentang, kecuali :
a.letak suatu daerah c. keadaan politik
b. hasil tambang d. keadaan harga barang

14. Di Indonesia lembaga yang membuat peta adalah :
a. Badan Meteorologi dan Geofisika c. Penerbit Jambatan
b. Perpustakaan Nasional d. Bakosurtanal

15. Peta sekarang lebih sempurna karenaditunjang oleh, kecuali :
a. foto dari udara c.satelit
b. laporan para penjelajah dunia d. kemajuan teknologi industri

16. Ruang tempat penyimpanan slide yang ideal bertemperatur :
a. 25 derajat celcius c. 30 derajat celcius
b. 20 derajat celcius d. 15 derajat celcius

17. Orang yang paling berjasa dalam penemuan untuk kemajuan flim adalah :
a. Niepse c. Edison
b. Eastman d. George Martin

18. Yang termasuk kerusakan mekanis pada peta antara lain, kecuali :
a. kandungan selulosa c. dilipt
b. kekeringan d. kelembaban

19. Penyimpanan peta yang baik meliputi, kecuali :
a. bentuk rak yang mudah dijangkau c. bentuk lemari yang sesuai ukuran peta
b. bahan dasar yang baik d. letak rak yang strategis

20. Ukuran slide yang paling banyak digunakan adalah :
a. lantern slide c. 4 x 5 nch
b. 2 ¼ x 2 ¼ inch d. 2 x 2 inch

21. Semua proyektor menggunakan prinsip :
a. sinar dan fokus c. cahaya dan layar
b. cahaya dan fokus d. cahaya dan bayangan

22. Tinta yang dipergunakan untuk bantalan stempel termasuk jenis tinta :
a. ball point c. tulis
b. cetak d. cair


23. Orang enggan membaca peta karena :
a. ada garis lintang dan bujur yang semrawut
b. informasi yang terkandung kurang akurat
c. simbol-simbolnya yang beraneka ragam
d. simbol-simbolnya kurang jelas

24. Salah satu keuntungan menggunakan lantern slide adalah :
a. ringan dan mudah dikirim c. harga relatif murah
b.bahannya tidak mudah pecah d. dapat dibuat sendiri dengan tangan.


Lowongan Perpustakaan 01/11/2011

17.59

Dibutuhkan SDM Perpustakaan yg akan ditempatkan di Akademi Kebidanan di Yogyakarta dengan kualifikasi:
1. Laki2/Perempuan
2. Pendidikan Diploma Perpustakaan
3. Diutamakan Yang Berpengalaman

JIKA berrminat silahkan menghubungi No tlp (0274) 9100255 terimakasih

Koleksi Iklan Video Perpustakaan

31 Okt 2011 23.13

Sedikit Share Video ini saya ambil dari Website Resmi Perpustakaan Nasional Gan!
dan semoga dengan adanya Video ini para calon Pustkawan dan Pengguna perpustakaan makin semangat dan menjadikan sebuah momok yang bagus bagi negeri kita .

Orang sukses berawal dari kegemaranya Membaca.


Kemendiknas akan ganti Buku cetak dengan Komputer Tablet

21 Okt 2011 18.16


Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan mengembangkan komputer tablet yang berisi materi pelajaran. Komputer tablet ini nantinya akan menggantikan buku cetak pelajaran yang selama ini digunakan oleh siswa sekolah.

“Komputer tablet ini akan digunakan sebagai bagian utama dalam sistem pelajaran,” ujar Mendiknas M Nuh di kantor Kemendiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (2/5/2011).

Nuh mengatakan buku yang berbentuk cetak hanya akan menjadi penunjang komputer tablet tersebut. Sehingga para siswa tidak perlu lagi membawa buku yang banyak dan berat ke sekolah.

“Itu yang membuat mereka kecapekan,” ungkapnya.

Kemendiknas dalam hal ini bekerjasama dengan Microsoft Indonesia dan Intel Indonesia. Sayangnya Nuh tidak menjelaskan kapan komputer tablet ini mulai diluncurkan. Nuh juga tidak sempat menjelaskan mengenai komputer tablet ini apakah akan dibagikan kepada setiap siswa atau mereka harus membeli.

Sementara itu Direktur Utama Microsoft Indonesia Sutanto Hartono mengatakan kerjasama tersebut bertujuan untuk meningkatkan metode pengajaran para guru. Dengan program ini diharapkan guru dan tenaga pengajar akan siap menggunakan metode belajar mengajar abad ke 21.

“Selain itu juga dapat meningkatkan performa dalam hal e-learning,” jelas Sutanto.

Sutanto menjelaskan Microsoft berkomitmen untuk memberikan dukungan piranti lunak yang dapat diunduh secara gratis dalam rangka proses akademik yang akhirnya akan mendukung karir para siswa di masa mendatang. Microsoft mendukung terus dunia pendidikan Indonesia dalam menyongsong era pendidikan era abad 21.

“Soal harga akan dibicarakan lebih lanjut,” ujarnya.

Manager Humas Intel Indonesia Corporation Dhyoti R. Basuki mengungkapkan hal serupa. Kerjasama ini merupakan pemanfaatan program dengan tujuan mendukung pilar-pilar kebijakan pendidikan di Kemendiknas.

“Dalam pelaksanaan kerjasama ini, Intel akan memperkuat inisiatif pendidikan di Indonesia. Bertujuan untuk memperluas konektivitas pendidikan berbasis TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) dan pengembangan konten. Kerjasama ini diharapkan membantu para guru dalam proses pengajaran sehingga menghasilkan metode belajar yang efektif sehingga akan mendorong kreativitas dan inovasi para siswa,” jelasnya.

Sumber: detiknews.com

Kini Sudah ZamanNya Perpustakaan Digital

18.15


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merambah segala bidang, termasuk perpustakaan. Kini, pengelolaan perpustakaan pun berbasis teknologi digital.

Hal tersebut disampaikan oleh Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Mujid Farihul Amin pada seminar nasional The Metamorphosis of Library: Conventional to Digitalization, baru-baru ini,

“Saat ini sejalan dengan perkembangan Iptek maka perpustakaan pun mengalami perubahan dari media konvensional menjadi media digital,” kata Mujid seperti dikutip dari keterangan tertulis Undip.

Penerapan teknologi digital diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini penting mengingat fungsi perpustakaan yang vital sebagai jantung institusi pendidikan, termasuk perguruan tinggi.

Seminar yang dihelat oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Perpustakaan Undip tersebut menghadirkan pembicara Guru Besar Ilmu Perpustakaan UI Sulistyo Basuki, penggagas Al Quran Digital Jakarta Rachmat Raharjo, dan Kepala Perpustakaan Universitas Kristen Petra, Surabaya, Aditya Nugraha.

Sulistyo Basuki mengatakan, pengelolaan perpustakaan menggunakan teknologi terbaru menunjukkan wajah perpustakaan tradisonal dan digital. Dia menambahkan, keunggulan perpustakaan digital adalah tidak adanya batasan fisik, akses 24 jam, multiakses, temu balik informasi, unggul dalam preservasi dan konservasi, serta menghemat ruang.

Sulistyo memaparkan, untuk menghadapi kemajuan teknologi, calon pustakawan haruslah memiliki kemampuan seperti keahlian bahasa tulis yang baik sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), kemampuan bahasa Inggris secara lisan dan tertulis, memahami ilmu perpustakaan dan perkembangan teknologi informasi (TI) dengan baik, serta banyak membaca. “Jika tidak memiliki bekal tersebut maka kita akan tertinggal,” katanya menegaskan.

Rachmat Rahardjo menekankan aspek media penyimpanan pada perpustakaan digital. Menurutnya, media penyimpanan dan perawatan yang baik akan mengoptimalkan digitalisasi perpustakaan. Sebaliknya, jika hal ini diabaikan, maka seluruh data dapat mudah hilang dan sulit untuk diselamatkan (recovery).

Rachmat menjelaskan, teknologi terbaru perpustakaan digital adalah Redundant Array of Independent Disk (RAID). Teknologi ini menggunakan lebih dari satu hardisk, sehingga jika salah satu hardisk rusak, maka akan dapat diganti ke hardisk cadangan. “Teknologi ini membuat kapasitas perpustakaan lebih besar, dengan keselamatan dan tingkat keamanan data lebih tinggi,” ujarnya.

Dalam seminar yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen dan pustakawan berbagai institusi daerah di Jawa tengah itu, Aditya Nugraha memaparkan, agar terkelola dengan baik perpustakaan digital perlu menyinergikan tiga komponen yakni koleksi digital, layanan, dan manajemen. Model ini, menurt Aditya, akan meminimalisasi penggadaan buku dari luar, sekaligus memaksimalkan lokal konten seperti karya-karya mahasiswa dan dosen.

“Perlu diingat, ketiga hal tersebut harus bekerja bersama dan tidak mungkin berdiri sendiri,” ujarnya menandaskan.

Sumber: okezone.com

Perpustakaan Sekolah Yang Ideal dimasa depan

18.12

Jika kita cermati, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era reformasi dan globalisasi saat ini mengalami dinamisasi yang sangat akseleratif. Sebagai konsekuensinya, hal tersebut menuntut kita untuk menjadi manusia yang berkualitas yang mampu mengimbangi lajunya perkembangan iptek tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Zamroni (2001: 33) bahwa ciri manusia berkualitas salah satunya adalah memiliki keahlian dalam bidang iptek. Manusia berkualitas ini hanya dapat dihasilkan melalui proses pendidikan yang berkualitas.

Salah satu sarana untuk menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.

Perpustakaan sebagai salah satu sarana pendidikan bahkan terkenal dengan jantungnya pendidikan, yang secara langsung maupun tidak langsung turut berperan serta dalam proses pembentukkan manusia berkualitas, perlu mendapat penangananan yang optimal agar bisa berfungsi secara optimal. Di Indonesia, khususnya di sekolah-sekolah perpustakaan yang ada belum sepenuhnya difungsikan secara optimal. Bahkan sebagian sekolah hanya menempatkan perpustakaan sebagai sarana birokrasi, berfungsi asal bapak senang. Untuk berjaga-jaga kalau ada peninjauan dari pejabat/pengawas. Atau hanya untuk kepentingan memperoleh akreditasi atau persyaratan menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN).

Bahkan akhir-akhir ini, terkait dengan program sertifikasi guru, ada beberapa sekolah yang menempatkan bapak ibu guru sebagai koordinator atau kepala perpustakaan. Alasannya, agar bapak ibu guru tersebut dapat memenuhi persyaratan mengajar 24 jam untuk kepentingan sertifikasi. Padahal bapak ibu guru tersebut belum tentu menguasai manajemen perpustakaan karena memang mereka bukan ahli pustaka atau bukan pustakawan. Dengan demikian, bisa dibayangkan ke depan perpustakaan sekolah yang dipimpinnya seperti apa.

Kondisi perpustakaan lainnya, terkait dengan sepinya pengunjung perpustakaan yang terjadi di beberapa sekolah. Keadaan ini disinyalir karena minimnya koleksi buku-buku yang ada dan juga karena koleksi buku yang ada kurang sesuai dengan minat anak-anak. Minimnya koleksi buku-buku perpustakaan yang ada, bisa dikarenakan pihak sekolah belum mengoptimalkan anggaran untuk perpustakaan. Padahal dalam Undang-undang Perpustakaan no 43 tahun 2007, disitu tertera dengan jelas bahwa sekolah wajib mengalokasikan anggaran untuk pengembangan perpustakaan sebesar 5 % dari seluruh anggaran belanja sekolah di luar gaji pegawai. Akan tetapi pada kenyataannya belum semua sekolah memahami undang-undang tersebut, sehingga banyak sekolah yang belum mengalokasikan anggaran utnuk pengembangan perpustakaan yang ada.

Dengan demikian perkembangan perpustakaan sekolah yang ada bertahun-tahun seperti jalan di tempat. Sarprasnya terbatas, koleksi bukunya juga terbatas, pengunjungnya pun tidak pernah bertambah. Mati enggan, hidup pun sungkan.

Terlepas dari kondisi seperti apa perpustakaan yang ada di negeri ini, khususnya di sekolah-sekolah, yang jelas seiring dengan berkembangnya era reformasi, informasi dan globalisasi, maka sudah saatnya kita menata ulang, membenahi, perpustakaan yang ada agar berfungsi secara optimal sebagai perpustakaan sekolah ideal di masa yang akan datang.

Perpustakaan sekolah yang ideal adalah perpustakaan yang mampu melayani kebutuhan pengunjungnya, perpustakaan yang mampu mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana pendidikan, perpustakaan yang mampu mengimbangi perkembangan iptek dan informasi, dan perpustakaan yang mampu menjadi sumber belajar bagi para siswanya serta perpustakaan yang sudah mampu mengaplikasikan system aotomasi.

Tujuan dari uraian mengenai perpustakaan sekolah yang ideal ini adalah memberikan wawasan bagi para pengelola pendidikan khususnya di sekolah-sekolah terlebih bagi pengelola perpustakaan sekolah itu sendiri agar mampu mewujudkan perpustakaan yang ideal demi tercapainya visi dan misi sekolah. ,

Perpustakaan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1998: 577) diartikan sebagai tempat buku-buku, informasi dan lain-lain. Karena buku-buku merupakan sumber ilmu, maka perpustakaan memiliki peran yang strategis dalam rangka mencapai tujuan dan peroses pendidikan. Perpustakaan merupakan instrumen belajar yang vital, ini jika diibaratkan perpustakaan adalah jantungnya pendidikan. Jantung harus berdetak, supaya tubuhnya tetap hidup. Akan tetapi yang terjadi selama ini, perpustakaan belum menjadi bagaian dari proses pendidikan, melainkan perpustakaan baru sebagai pelengkap sarana pendidikan. Karena itu jangan heran jika suatu ketika kita menemukan sebuah perpustakaan sekolah yang keadaannya sepi, bukunya tertata rapi dan masih baru belum tersentuh tangan. Tetapi ada juga sih, beberapa sekolah, yang perpustakaannya betul-betul berfungsi sebagai jantungnya pendidikan. Sehingga hampir tiap hari ramai pengunjung dan fasilitas pun memadai bahkan sempat menjadi juara tingkat nasional.

Saat ini ditengah-tengah isyu adanya hasil pendidikan kurang memuaskan, penataan dan pembenahan fungsi optimal perpustakaan kiranya bisa sebagai salah satu alternatif pemecahan. Perpustakaan sebagai gudangnya ilmu pengetahuan, jika dioptimalkan fungsinya maka (1) para siswa akan senang berkunjung ke perpustakaan, (2) para siswa akan banyak membaca buku-buku perpustakaan, yang artinya akan banyak pula ilmu terserap dikepalanya, (3) Para siswa menjadi pandai dan menguasai banyak ilmu pengetahuan (cerdas), (4) Para siswa yang cerdas, akan berkorelasi secara signifikan terhadap perilakunya, (5) Minat membaca dan belajar siswa meningkat.

Selain itu, perpustakaan memiliki beberapa peran, misalnya (1) sebagai wahana belajar sepanjang hayat, (2) sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa. (3) sebagai media penamana budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam (UU no 43 tahun 2007).

Perpustakaan juga memiliki fungsi kultural, misalnya perpustakaan dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan yang indah, berbudaya serta merangsang, yang memiliki sumber daya berupa majalah, novel dan terbitan lain serta audio-visual. Peristiwa penting dapat diselenggarakan di perpustakaan, misalnya kegiatan pameran, kunjungan pengarang dan hari literasi internasional. Jika tersedia ruangan yang mencukupi, murid dapat menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami oleh bacaan di depan para orang tua dan murid lainnya, dan pustakawan dapat mengorganisasi kegiatan bedah buku dan mendongeng untuk anak-anak yang lebih muda.

Alangkah indah dan nyamannya dunia pendidikan jika memiliki para siswa, pelajar, dan mahasiswa yang cerdsa-cerdas. Negara dan pemerintah ini tentunya akan dipimpin oleh orang-orang yang cerdas, yang mampu membawa bangsa dan negara menuju ke kemakmuran bersama sesuai dengan cita-cita para pejuang kemerdekaan dahulu. Orang yang cerdas berbanding lurus dengan perilakunya. Jadi, jika negara Indonesia dipimpin oleh orang-orang yang cerdas, kemungkinan besar tidak akan ada kasus korupsi, perselingkuhan, pembunuhan atau narkoba. Bahkan kegiatan demo-demo yang sering dilakukan oleh masyarakat luas juga bisa dikendalikan. Karena orang yang cerdas, jika mau berbuat, pasti dipertimbangkan dulu plus minusnya.

Perpustakaan adalah tempat buku-buku, informasi dan lain-lain. Buku-buku yang ada di perpustakaan memang untuk dibaca. Tak terhitung jumlahnya berapa kekayaan pengetahuan yang kita peroleh melalaui kegiatan membaca. Bahkan ada pepatah, tidak membaca apa kata dunia?!. Memang benar, buku adalah jendela dunia. Tidak membaca buku tidak bisa melihat dunia.

Dengan membaca buku, dunia yang jauhpun informasinya dapat kita ketahui. Bahkan kita tidak tebatas hanya membaca buku, buka intenet kita baca isinya. Kita peroleh sesuatu hasil kita membaca lewat internet. Maka orang yang gemar membaca, kaya akan pengetahuan dan pengalaman untuk diintegrasikan dalam perilakunya sehari-hari. Dengan pengetahuan yang berlebih diharapkan akan terefleksi dalam perilakunya yang dapat diteladani oleh orang lain. Bahkan menurut Kusumawardani (2008:06) kegiatan membaca sama dengan membangun budaya masyarakat pembelajar, yang selalu haus akan ilmu pengetahuan.

Dalam Al-qur’an surat 96:1-5, diterangkan bahwa ketika Malaikat Jibril datang dan meminta Muhammad untuk membaca. Muhammad menjawab: ”Apa yang akan saya baca?” seterusnya malaikat itu berkata ”Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhan mu maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya…” Dengan kutipan tersebut jelaslah bahwa perintah membaca bukan semata-mata keinginan kita agar lebih maju dan bertambah ilmu melainkan dalam alquran pun mengajarkan kepada kita..”Apapun yang kita baca, lakukanlah dengan menyebut nama Tuhanmu! Lewat bacaan itu, Dia akan mengajarkan kepada kita apa yang sebelumnya tidak kita ketahui…”. Jadi, tidak berlebihan jika sekolah mewajibkan para siswa untuk melakukan kunjungan perpustakaan dan mewajibkan siswa membaca buku secara rutin dan berkala.

Menanamkan budaya membaca memang mutlak dilakukan jika kita menghendaki bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas. Hal ini bukan hanya tanggungjawab dari para pendidik di sekolah, tapi juga tanggungjawab masyarakat luas, termasuk orangtua. Tetapi yang terlihat sekarang ini, kita lebih sibuk dan asyik menonton sinetron daripada membaca buku. Inilah fenomena yang tidak bisa kita pungkiri yang ada di masyarakat kita.

B. Perpustakaan Sekolah yang Ideal di Masa Depan.

Perpustakaan sebagai bagian dari sarana dan proses pendidikan selain fungsi dan perannya dioptimalkan, keadaan perpustakaan itu sendiri juga harus memadai bahkan ideal. Perpustakaan sekolah yang ideal yang sesuai dengan tuntutan zaman saat ini itu yang seperti apa?.

Perkembangan iptek yang semakin dinamis dan akseleratif di era globalisasi saat ini menuntut perpustakaan untuk selalu berkembang menyesuaikan perkembangan IPTEK tersebut. Untuk mewujudkan perpustakaan sekolah yang ideal di masa depan nanti, ada langkah-langkah nyata dan strategis yang harus dilakukan, antara lain mencakup (1) penataan tempat/ruang, (2) koleksi materi perpustakaan, (3) sarana pendukung, (4) pelayanan sistem automasi, (5) pustakawan dan (6) pemakai perpustakaan/ minat baca pemakai.

  1. Lokasi dan Ruang Perpustakaan

Perpustakaan yang baik lokasi dan ruangnya haruslah startegis, dalam arti mudah terjangkau oleh para pengunjung, baik oleh siswa, guru maupun karyawan tata Usaha. Jika memungkinkan lokasi terpusat atau sentral, tidak di lantai atas yang menyebabkan para siswa maupun guru enggan mengunjunginya. Akses dan kedekatan, dekat dengan semua kawasan pengajaran. Faktor kebisingan diminimalkan. Pencahayaan diusahakan baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan. Suhu ruangan yang tepat /sesuai ( misalnya ada suhu ruangan atupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun. Ukuran ruang juga harus cukup untuk menampung koleksi buku, fiksi dan nonfiksi dan juga jumlah pengunjung.

2. Koleksi Materi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan keadaan sekolah, jumlah siswa, kemampuan sekolah, kebutuhan para penggunanya baik guru maupun siswa dan warga sekolah lainnya. Perkembangan koleksi yang terus menerus merupakan keharusan untuk menjamin penggguna memperoleh pilihan terhadap materi baru secara tetap. Tenaga perpustakaan harus bekerjasama dengan administrator dan staf lain agar dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama.

Koleksi sumber daya buku harus sesuai dan hendaknya menyediakan sejumlah buku secara memadai per pengunjung, misalnya satu pengunjung 10 buku. Perpustakaan terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pengguna. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum. Yang tidak kalah pentingnya, ternyata para siswa juga butuh bacaan hiburan seperti majalah, kumpulan cerpen, komik, atau buku teka teki silang, kaset video, dan lain-lain yang dapat menghibur dan mengurangi kepenatan siswa. Pemilihan materi hiburan tersebut harus ada kerjasama antara pengurus perpustakaan dengan para siswa selaku pengunjungnya.

3. Sarana Pendukung Perputakaan Sekolah yang Ideal. Sumber daya Elektronik

Sumber informasi elektronik harus mencerminkan kurikulum dan minat serta budaya pengguna. Sumberdaya elektronik hendaknya meliputi akses ke Internet, pangkalan data referens khusus dan teks lengkap, bermacam paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebut hendaknya dapat diperoleh dalam bentuk CD-ROM dan DVD.

Penting juga untuk memilih sistim katalog perpustakaan yang dapat diterapkan untuk mengklasifikasi dan mengkatalog materi perpustakaan sesuai dengan standar bibliografis nasional dan internasional. Hal tersebut memungkinkan perpustakaan memasuki jaringan yang lebih luas.

  1. Peralatan Elektronik dan Pandang-dengar

Perpustakaan mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi pengguna masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan harus menyediakan akses ke semua peralatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar. Peralatan tersebut meliput Komputer meja dengan akses internet, Katalog akses publik, tape-recorder, perangkat CD-ROM, alat pemindai (scanner), perangkat video (video players), dan peralatan komputer lainnya.

4. Pelayanan Sistem Automas

Pekerjaan administrasi dalam perpustakaan yang ideal sudah harus dikerjakan dengan computer. Istilah lainnya adalah sistem automasi. Sistem automasi yang utuh diartikan sebagai sebuah sistem yang merangkai secara terpasang (online) setiap jenis kegiatan di perpustakaan sehingga komputer menghasilkan informasi yang bersifat serta merta (instant information). Misalnya bila sebuah buku X dipinjam dan dicatatkan ke komputer di layanan sirkulasi, maka data peminjaman tersebut diinformasikan seketika itu juga kepada pemakai yang sedang melakukan penelusuran bahwa buku X telah berkurang jumlah eksemplarnya sebanyak satu buah. Jadi pemakai dapat memperoleh informasi tentang keberadaan sebuah buku apakah di rak atau di tangan peminjam. Sistem automasi yang utuh juga berarti bahwa data terpusat di satu tempat (file server) yang dapat dimanfaatkan melalui terminal-terminal secara serentak.

5. Tenaga Perpustakaan

Tenaga perpustakaan sekolah yang ideal di masa depan yang tersedia harus berkualifikasi (minimal D2, D3 atau S1) dan profesional. Mereka harus lulusan ilmu perpustakaan sehingga layak disebut pustakawan atau ahli perpustakaan. Karena saat ini eranya adalah era teknologi informasi dan komunikasui, maka pengoperasian komputer harus sudah menjadi menu sehari-hari. Namun pada kenyataannya, banyak sekolah-sekolah baik tingkat SD, SMP bahkan SMU yang masih menempatkan guru bahkan tenaga kependidikan bukan ahli pustaka sebagai kepala perpustakaan atau petugas perpustakaan. Dengan demikian, perkembangan perpustakaan yang ada berjalan tertatih-tatih atau perkembangannya bagaikan jalan di tempat.

6. Pengguna / Minat Baca Pemakai

Perpustakaan sekolah yang ideal tentu ramai dikunjungi banyak siswa, baik untuk kepentingan peminjaman dan pengembalian buku, maupun kepentingan lainnya seperti untuk belajar, bermain internet, mengerjakan tugas, atau untuk kegiatan belajar mengajar bersama guru mapel. Para siswa dan guru rajin mengunjungi perpustakaan karena memang mereka membutuhkan perpustakaan sebagai sarana / sumber pembelajaran.

C. Kesimpulan dan Saran

Perpustakaan merupakan sarana proses pembelajaran yang dilakukan dalam rangka mencapai visi dan misi sekolah, maka keberadaan perputakaan di sekolah selain fungsinya dioptimalkan sebagai jantungnya pendidikan, maka perlu kiranya mewujudkan perpustakaan yang ideal sehingga perpustakaan yang ada betul-betul memenuhi dan layak sebagai perpustakaan sekolah yang ideal yang memungkinkan para siswanya belajar dan menggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar. Dengan demikian, di tengah isu adanya hasil pendidikan kurang memuaskan, pengoptimalan peran dan fungsi perpustakaan menjadi salah satu alternatif pemecahan di samping upaya mewujudkan perpustakaan tersebut menjadi sebuah perpustakaan sekolah yang ideal.

Daftar Pustaka

Depdiknas, (2008). TIK sebagai Sumber Belajar di Perpustakaan. Jakarta: Direktorak Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Depdikbud, (1998) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Shaleh, Ibnu Ahmad, (1987). Penyelengaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:

PT.Hidakarya Agung

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Undang-undang No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan

Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Zamroni, 2001. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Penulis: Dra. DARSITI, M.Pd

Gambiran, UH 5 / 292 RT 41 RW 10 Yogyakrta

Software Perpustakaan

Lowongan Job

 
© Copyright Ikatan Pustakawan Kota Pacitan | IPKP 2010 -2011 | Design by Rendra Pacitan | Published by Rendra Nogo-Ijo | Powered by Blogger.com.